Last seen saya menulis di blog ini ternyata sudah lebi dari 3 tahun. Terakhir saya cek tanggal 9 Januari 2020. Mungkin pandemi COVID-19 juga membuat saya malas menulis, walaupun secara logika, selama pandemi kita lebih banyak waktu untuk mengerjakan hal-hal lain termasuk menulis. Termasuk juga WFH. Haha

Tiga tahun kebelakang banyak perjalanan hidup yang telah saya lalui. Dari saya yang positif COVID-19 lalu sekeluarga juga ikut terinfeksi, kami yang tidak bisa pulang kampung ke Padang karena pandemi, istri saya yang alhamdulillah bisa melanjutkan pendidikannya, sampai saya yang “akhirnya” harus keluar dari zona nyaman 10 tahun di Kantor di Provinsi ke Kantor di Kabupaten/Kota yang harus tetap saya syukuri Hot smile

Perjalanan hidup seseorang memang tidak bisa ditebak, kata orang-orang semuanya sudah tertulis digaris tangan masing-masing. Saya sendiri tidak memiliki “ilmu” bagaimana sebenarnya membaca garis tangan di telapak tangan. Namun Insya Allah sampai saat ini saya masih bisa membaca koordinat yang ada pada peta. Laughing out loud

Melirik satu tahun ke belakang (2022), mungkin bisa dibilang tour of duty saya dimulai. Saya akhirnya di mutasi ke Bireuen, salah satu Kabupaten di Aceh. Kalau di tempuh perjalanan darat dari Banda Aceh – Bireuen sekitar 4-5 jam perjalanan. Di Bireuen saya sudah tidak bisa sesantai di Banda Aceh. Saya harus mengkoordinasikan 20 orang anggota tim untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Memastikan pekerjaan selesai sesuai SOP dan menerima masyarakat yang ingin berkonsultasi atau berkoordinasi.

Rutininas ini Alhamdulillah saya lalui dengan lancar, walaupun terkadang ada kendala dan hambatan, saya anggap sebagai lika liku dan ujian yang harus dihadapai dan diselesaikan. Kadang saya juga ikut kelapangan mendampingi tim pengukuran dan juga sebagai nostalgia ketika saya di posisi mereka dahulu.

2023_01_11_13_01_IMG_0627

Terkadang saya juga ke Banda Aceh jika ada acara atau undangan yang harus saya datangi sekalian bersih-bersih rumah. Sekali 2 bulan saya juga pulang ke Padang, mengunjungi istri dan anak-anak karena istri saya sedang melanjutkan pendidikannya disana. Do’akan setelah istri saya selesai pendidikanya, kami semua bisa berkumpul di Banda Aceh. Aaamin

Selama di Bireuen, saya cukup menikmati kehidupan disana dan mungkin lama-lama menjadi zona nyaman V2.0 saya. Hehe. Oh ya, Bireuen, juga disebut Kota Juang karena pernah menjadi Ibukota RI selama satu minggu.

IMG_20181103_070251.jpg

Namun….

Namun, garis tangan berkata lain.

Genap saya 1 tahun 2 bulan di Bireuen, ternyata saya diberikan amanah baru. Amanah yang menurut saya cukup besar di umur saya saat ini. Saya diamanahi sebagai Kepala Satker di Sabang. Di satu sisi saya bersyukur atas amanah dan kepercayaan yang diberikan kepada saya, disisi lain saya kadang bertanya apa saya mampu mengemban amanah ini dan membersamai nya bersama tim di Sabang. Perasaan itu kadang muncul karena saya yang selama ini berkutat di bagian teknis, sekarang saya harus menakhodai seluruhnya mulai dari teknis, keuangan, sdm, hingga hal-hal lainnya.

Do’akan semoga saya bisa mengemban amanah baru ini dengan baik dan dapat melayani masyarakat dengan baik di sana. Walaupun Sabang identik dengan singkatan Santai Banget, namun kali ini saya rasa Sabang harus bertransformasi menjadi Saatnya Bangkit sesuai apa yang menjadi jargon Pemerintah Kota Sabang.

Saya juga bersyukur setidaknya saya lebih dekat ke Banda Aceh dan bisa “bersih-bersih” rumah di Banda Aceh. Open-mouthed smile

Oh ya, mudah-mudahan saya bisa istiqomah untuk menulis kembali, at least once a month.

See U.

Foto bersumber dari:

-Foto pribadi

-Hasil Google